EMULSI
PADA PEMBUATAN MAYONAISE
Telur merupakan salah satu bahan makanan yang tidak asing lagi untuk semua orang. Telur merupakan salah satu bahan makanan yang bernilai gizi tinggi bagi pertumbuhan dan perkembangan anak maupun orang dewasa. Bila dilihat dari nilai biologisnya telur dapat dimakan dan dicerna hampir secara sempurna karena 95% dari seluruh telur diserap oleh dinding usus dan 97% dari yang diserap tersebut digunakan tubuh untuk proses biologis (Bonita Anjarsari, 2010).
Telur terdiri dari dua bagian, yaitu
putih telur dan kuning telur. Kuning telur sebagian besar tersusun oleh
lipoprotein, yaitu suatu zat yang berfungsi sebagai pengemulsi dan stabilitator
yang baik. Lipoprotein kuning telur bersifat koloid senang air terserap
diantara minyak dan air. Kuning telur besar sekali manfaatnya dalam pembuatan mayonnaise
dan salad dressing (Maxes, 1998).
Mayonaise merupakan
salah satu jenis produk pangan sejenis saus yang sering digunakan sebagai saus
untuk french fries dan olesan sandwich. Mayonaise memiliki rasa yang lezat dan khas. Bila ditambahkan pada
makanan lain, mayonaise akan menambah
rasa pada makanan tersebut. Mayonaise juga sering digunakan sebagai bahan dasar
pembuatan saus dan dressing.
Mayonnaise merupakah
salah satu jenis produk pangan berupa emulsi setengah padat yang dibuat dari
minyak nabati, cuka atau asam sitrat, kuning telur dan beberapa bumbu yaitu
garam, gula, paprika, dan MSG. Kadar minyak pada mayonaise tidak boleh kurang dari 65% berat dan membentuk
emulsi yang sangat halus dalam cuka dan lemon juice. Mayonnaise
merupakan emulsi minyak dalam air dengan kuning telur berfungsi sebagai
emulsifier (Winarno, 1992).
Emulsi adalah campuran dua jenis
cairan yang secara normal tidak dapat bercampur, dimana salh satu fase
terdispersi dalam fase pendispersi. Kuning telur merupakan emulsi minyak dalam
air. Kuning telur mengandung bagian yang bersitat surface active yaitu lesitin, kolesterol dan lesitoprotein. Lisetin
mendukung terbentuknya emulsi minyak dalam air (o/w), sedangkan kolesterol
cenderung untuk membentuk emulsi air dalam minyak (w/o) (Muchtadi, 2015).
Mayonnaise
merupakan salah satu produk olahan minyak yang berbentuk pasta atau cairan
kental. Mayonnaise merupakan
emulsi minyak dalam air, meskipun air berada dalam jumlah lebih sedikit dari
minyak. Oleh karena itu emulsi mayonnaise
bersifat tidak stabil. Untuk memperoleh suatu emulsi yang stabil biasanya
dibutuhkan campuran dua atau lebih emulsifier yang merupakan kombinasi dari
persenyawaan hidrofilik dan lipofilik. Karena pada dasarnya emulsifier adalah
surfaktan yang memiliki dua gugus, satu gugus hidrofilik yang bersifat polar
dan satu gugus lipofilik yang bersifat nonpolar.
Pada
praktikum kali ini digunakan berbagai macam minyak nabati seperti minyak sawit,
minyak jagung, dan minyak kelapa. Tujuannya untuk membandingkan hasil
manyonasie dilihat dari karakteristik sensorinya. Selain minyak nabati,
digunakan juga telur ayam. Telur yang digunakan hanya kuning telurnya saja,
karena kuning telur memiliki zat lesitin yang mampu mendukung terbentuknya
emulsi minyak dan air. Pada praktikum ini dilakukan pembuatan mayonaise dengan lemon juice dan cuka yang akan berpengaruh pada mayonaise yang dihasilkan. Terahir penmabahan garam dan
merica bertujuan untuk menambah cita rasa pada mayonaise.
Dari
tabel hasil pengamatan, dapat diketahui karakteristik sensori pada mayonaise yang berhasil dibuat.
Karakteristik sensori tersebut meiliputi warna, aroma, kekentalan, rasa, pH,
serta rendemen. Karakteristik sensori mayonase tersebut akan diuraikan sebagai
berikut:
1. Warna
Warna mayonaise pada umunya berwarna putih
coklat krem pucat, sampai krem kekuningan. Warna mayonaise tersebut dipengaruhi oleh warna kuning telur yang
digunakan sebagai emulsifire.
2. Aroma
Keseluruhan aroma pada 6 sampel mayonaise beraoma amis dan asam. Bau
amis tersebut berasal dari kuning telur, sedangkan bau asam tersebut berasal
dari uka dan lemon juice.
3.
Kekentaan
Kekentalan semua
sampel mayonaise pada umunya memeiliki kekentalan yang sanyat kental (+++++).
Namun terdapat dua sampel mayonaise yang memiliki kekentalan yang berbeda. Pada
dampel mayonaise dengan minyak sawit dan cuku (5%), kekentalannya cukup kental
(++). Dan pada sampel mayonaise dengan minyak sawit dan lemon juice memiliki kekentalan yang necer. Haltersebut dapat
dipengaruhi oleh proses pengocokan. Karena pengocokan yang tidak stabil dapat
membuat mayonaise pecah dan encer.
4.
Rasa
Rasa yang
dominas pada mayonaise ini adalah asin, asam dan pedas. Rasa ini berasal dari
garam dan merica yang ditambahkan sebagai penamabah cita rasa.
5.
pH
pH mayonaise ini
berbeda tertantung pada air asam yang digunakan. Pada sampel mayonaise yang
menggunakan cuka memiliki pH diats 4, sementara pada sampel mayonaise yang
menggunakan lemon juice memiliki pH
3. Hal tersebut menunjukkan bahwa lemon
juice memiliki pH yang lebih rendah dibanding cuka.
6.
Rendemen
Rendemen
merupakan persen berat awal bahan dibagi dengan berat ahir mayonaise. Rendenmen
pada mayonaise ini yang tertinggi adalah rendemen sampel mayonaise dengan
minyak kelapa dan lemon juice yaitu
79,6%. Sedangkan rendemen terrendah pada mayonaise dengan minyak minyak sawit
dan lemon juice dengan rendemen
65,23%. Hal tersebut dapat dipengaruhi oleh proses pengocokan pada proses
pembuatan mayonaise.
Pada pembuatan mayonaise ini ada hal-hal yang harus
diperhatikan untuk menentukan keberhasilhan pembuatan mayonaise itu sendiri.
Penggunakan air sama baik cuka maupun lemon
juice tidak boleh cuka dan lemon
juice dengan pH terlalu rendah. Karena pH yang terlalu rendah dapat
menyebabkan pecah ada adonan mayonaise.
Pengocokan dan pengadukan harus sangat diperhatikan, karena pengocokan yang
tidak stabil juka akan membuat adonan pecah. Terahir penambahan minyak nabati
dan cuka maupun lemon juice harus
dilakukan secara perlahan dengan kondisi bahan tetap dikocok secara konstan.
Daftar Pustaka
Anjarsari
Bonita.(2010).Pangan Hewani Fisiologi
Pasca Mortem dan Teknologi.Yogayakarta: Graha Ilmu
Audina. 2011. Perbandingan Mutu
Mayonnaise Telur Ayam dan Mayonnaise Telur itik. Institut Pertanian Bogor.
Muchtadi.
Tien R, dkk.(2015).Ilmu Pengetahuan Bahan
Pangan.Bogor: Alfabeta
Winarno, F. G. 1992. Kimia Pangan Dan Gizi. PT. Gramedia
Pustaka Utama. Jakarta.
Anjarsari
Bonita.(2010).Pangan Hewani Fisiologi
Pasca Mortem dan Teknologi.Yogayakarta: Graha Ilmu
Audina. 2011. Perbandingan Mutu
Mayonnaise Telur Ayam dan Mayonnaise Telur itik. Institut Pertanian Bogor.
Muchtadi.
Tien R, dkk.(2015).Ilmu Pengetahuan Bahan
Pangan.Bogor: Alfabeta
Winarno, F. G. 1992. Kimia Pangan Dan Gizi. PT. Gramedia
Pustaka Utama. Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar